Friday, June 18, 2010

Candi Plaosan

Nama Candi Plaosan mungkin kalah tenar dengan candi tetangganya, Prambanan. Letak keduanya tidak terlalu jauh hanya berkisar 1 km namun kemegahan dan kemahsyuran sendratari Ramayana sudah mendunia sehingga membuat nama candi Plaosan tenggelam. Berbeda dengan Prambanan yang merupakan candi Hindu, candi Plaosan adalah candi Buddha meskipun tidak sebesar candi Mendut dan Borobudur.

Memasuki areal candi Plaosan kita tidak dihadang dengan loket pembayaran sebagaimana biasanya areal wisata. Hanya ada kantor kecil menyerupai pos penjagaan dan Anda hanya cukup menuliskan di buku tamu. Selebihnya kerelaan Anda untuk memberi petugas yang berjaga. Saat saya mengunjungi candi Plaosan berdua dengan sahabat saya, kami hanya memberi sekedar uang lelah sebesar 5 ribu rupiah. Ini adalah kunjungan pertama saya ke Plaosan.

Ketertarikan saya bermula dari rasa ingin tahu. 9 tahun sebelumnya saya pernah melakukan pengambilan gambar untuk documenter di candi Prambanan. Seorang rekan memberitahu bahwa ada juga candi kecil di sekitar wilayah itu namanya candi Plaosan. Saya menyinggahi tapi hanya melihat dari luar saja. Saya takjub karena pemandangannya sungguh menawan. Sebuah areal candi dengan 2 stupa besar di tengah-tengah kebun tembakau. Menakjubkan! Sayangnya saat itu saya sudah memiliki jadwal sehingga tidak sempat berlama-lama di sana. Sejak itulah saya bertekad untuk kembali lagi.

Kesempatan itupun akhirnya dating, saya mengajak sahabat gw yang akhirnya penasaran setelah mendengar cerita saya dulu. Cuaca yang agak mendung bukan menjadi halangan setelah sehari sebelumnya kami digagalkan oleh hujan deras. Tidak ada satupun pengunjung dan kami disambut dengan gerimis ringan dan keramahan petugas yang ada (berhubung kami mengaku untuk melakukan survey pembuatan sebuah documenter…hehehe..).

Masih ada tumpukan stupa yang agak berserak akibat gempa yang pernah menghantam Yogya. Kami langsung memasuki candi utama. Ukurannya yang tidak terlalu besar seakan lumayan ramah mengundang kami untuk masuk. Seiring hujan yang mulai menderas, kami masuk sekalian berteduh sembari menikmati arca-arca yang tertancap di dinding-dinding candi. Cahaya minimalis menambah atmosfir magis nan indah. Damai sekali rasanya meskipun sahabat saya agak takut-takut dengan keremangan di dalam candi. Ketika kami keluar, terlihat hamparan rumput hijau mengalasi areal candi Plaosan. Candi kedua terlihat indah dari sisi kami memandang. Relief-relief yang ada di luar terukir baik bercerita akan epic masa lalu dengan sinyal peradaban jaman tua. Sudut-sudut candi membentuk garis dimensi yang layak sekali diabadikan. Sayangnya tak satupun dari kami fotografer professional. Andaikan ya, sudah barang tentu kartu memori kamera akan terpenuhi dengan gambar-gambar yang bagus.

Jika Anda menyinggahi Yogya, jangan lupa untuk singgah ke candi Plaosan. Beda sekali suasana yang akan Anda rasakan dengan candi Prambanan atau Borobudur. Tidak ada suara riuh keramaian atau orang-orang yang menawarkan barang-barang. Tak perlu mengantri di loket, cukup arahkan kendaraan ke arah barat sedikit, bertanyalah pada orang sekitar yang ramah dan Anda akan menemui dan merasakan kenikmatan yang sudah kami dapatkan..

1 comment:

  1. i was there.... Plaosan Rocks..keren, syahdu..wah harus nyoba kesini deh kalo ke jogja, jangan he prambanan atau borobudur aja..

    ReplyDelete